Senin, 14 November 2011

Bentuk dan Makna Bahasa Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pada zaman sekarang, sedikit sekali masyarkat atau remaja yang mengenal bahasa Indonesia secara benar. Kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa komunikasi. Sebenarnya itu adalah kesalahan besar masyarakat kita. Masyarakat tidak bangga dengan bahasa resminya. Mereka lebih bangga dengan bahasa yang telah mereka rusak sendiri. Seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik lebih bangga dengan bahasa resmi kita, tidak dengan bahasa gaul yang telah kita ciptakan sendiri tanpa menggunakan kaidah EYD yang berlaku. Masalah ini telah menjadi masalah yang serius bagi kita. Dan sudah seharusnya kita sebagai warga negara yang baik, mau mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Bahasa dalam konteks ini adalah sebuah sistem isyarat untuk mengkodekan dan menterjemahkan informasi. Bila digunakan sebagai konsep umum, "bahasa" mengacu pada kemampuan kognitif yang membuat manusia dapat belajar dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks. Semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan sebuah isyarat dengan sebuah makna tertentu. Definisi bahasa sebagai sebuah sistem formal dari isyarat-isyarat yang diatur oleh aturan-aturan kombinasi tatabahasa untuk mengkomunikasikan suatu makna.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah bentuk dan makna dalam bahasa Indonesia?
2.    Apakah macam-macam bentuk dan makna itu?

C.   Tujuan
Makalah ini berisi penjelasan tentang bentuk dan makna yang ada dalam bahasa Indonesia, yang diharapkan bisa membantu para pembaca dalam memahami bahasa Indonesia lebih mendalam.
                                                            BAB II
PEMBAHASAN
A.   BENTUK DAN MAKNA DALAM BAHASA INDONESIA
Satuan bentuk terkecil dalam bahasa adalah fonem dan yang terbesar adalah karangan. Di antara satuan bentuk terkecil dan terbesar itu terdapat deretan bentuk morfem, kata, frasa, kalimat, dan alinea. Satuan bentuk-bentuk bahasa itu diakui eksistensinya jika mempunyai makna atau dapat mempengaruhi makna. Dapat mempengaruhi makna maksudnya kehadirannya dapat mengubah makna atau menciptakan makna baru. Hubungan antara bentuk dan makna dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang, yang saling melengakapi. Karena bentuk yang tidak bermakna atau tidak dapat mempengaruhi makna tidak terdapat dalam tata satuan bentuk bahasa.

B.   MACAM-MACAM BENTUK DAN MAKNA
v  FONEM
Fonem adalah bunyi terkecil yang dapat membedakan arti (bunyi dari huruf), sedangkan huruf adalah lambang bunyi atau lambang fonem. Jadi, fonem sama dengan bunyi (untuk didengar), huruf adalah lambang ( untuk dilihat).
Variasi pelafalan huruf e, o, dan k
Variasi Fonem huruf e
e   = ember
/e/ = tempe
/∂/ = keluar

Variasi Fonem huruf o
sekolah, organisasi, sosial
beo, solo (=sendiri), trio (=penyanyi)

Variasi Fonem huruf k
 k  = bak (tempat air), botak, otak
/k/ = anak, enak, ternak

v  MORFEM
Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau mempunyai makna. Morfem dapat berupa imbuhan (misalnya –an, me-, me-kan), klitika/partikel (misalnya –lah, -kah), dan kata dasar (misalnya bawa makan). Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat dilakukan dengan menggabungkan morfem dengan kata yang mempunyai arti leksikal. Jika penggabungan menghasilkan makna baru, unsur yang digabungkan dengan kata dasar itu adalah morfem.
Contoh ;
makan+-an=makanan
me-+makan=memakan

Yang disebut partikel adalah unsur-unsur kecil dalam bahasa. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1998:342), partikel -kah, -lah, -tah diakui sebagai klitika. Klitika tidak sama dengan imbuhan.      
Menurut bentuk dan maknanya, morfem ada dua macam:
1)    Morfem bebas: morfem yang dapat berdiri sendiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas.
2)    Morfem terikat: morfem yang tidak dapat dapat berdiri sendiri dari satu makna. Maknanya baru jelas setelah dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, kombinasi awalan dan akhiran), partikel -ku, -lah, -kah dan bentuk bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri termasuk morfem terikat.

v  KATA
Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem, atau gabungan huruf dengan morfem, baru diakui sebagai kata bila bentuknya mempunyai makna.
Dari segi bentuk, kata dibagi atas dua macam:
Ø  Kata yang bermorfem tunggal (kata dasar). Yaitu kata yang belum mendapat imbuhan.
Ø  Kata yang bermorfem banyak. Yaitu kata yang sudah mendapat imbuhan.
Dari segi kelas atau jenis, kata di bagi atas beberapa macam:
Ø  Kata kerja (verba)
Adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yaitu bukan merupakan sifat. Umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ø  Kata sifat (adjektiva)
Adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, tabiat orang/binatang/suatu benda. Umumnya berfungsi sebagai predikat, objek ,dan penjelas dalam kalimat. Dibedakan atas dua macam, yaitu:
1)    Kata Sifat berbentuk tunggal, dengan ciri-ciri:
a.    Dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling: misalnya lebih baik.
b.    Dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, sekali; misalnya sangat senang, sedikit sekali.
c.    Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak, misalnya tidak benar.
2)    Kata sifat berimbuhan. Contoh: abadi, manusiawi, kekanak-kanakan.

Ø  Kata keterangan (adverbia)
Adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat. Kalimat Saya ingin segera melukis, kata segera adalah adverbia yang menerangkan verba melukis.

Ø  Rumpun kata benda (nomina)
Adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan dalam kalimat.
Ciri kata benda:
1)    Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh: gula (bukan gula).
2)    Dapat diikuti setelah gabungan kata yang + kata sifat atau yang sangat + kata sifat.
Contoh: buku + yang mahal (KS).

Ada dua jenis kata yang juga mengacu kepada benda, yaitu:
1.    Pronomina: kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain.
Contoh: mana, kapan, Bu
2.    Numeralia : kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, atau barang.
Contoh: tiga, puluhan.
Jadi, rumpun kata benda ada: 1) kata benda (nomina), 2) kata ganti (pronomina), 3) kata bilangan (numeralia).
Ø  Rumpun kata tugas (partikel)
Adalah kumpulan kata dan partikel. Lebih tepat dinamakan rumpun kata tugas, yang terdiri atas:
1.    Kata depan (preposisi)
Adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposional).       
Contoh: di kantor, sejak kecil.
2.    Kata sambung (konjungsi)
Adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Contoh:
-antara hidup dan mati (dalam kalimat)         
-Situasi memang sudah membaik. Akan tetapi, kita harus selalu siaga.
3.    Kata seru (interjeksi)
Adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat seruan atau kalimat perintah (imperatif). Contoh: Aduh, gigiku sakit sekali! Ayo, maju terus, pantang mundur!
4.    Kata sandang (artikel)
Adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau kata benda. Artikel ada tiga, yaitu:
(a)  Artikel yang bermakna tunggal: sang putrid
(b)  Artikel yang bermakna jamak: para hakim
(c)  Artikel yang bermakna netral: si hitam manis.
(d)  Partikel Bermakna unsur-unsur kecil dari suatu benda. Partikel yang dibicarakan di sini adalah partikel yang berperan membentuk kalimat tanya (interogatif) dan pernyataan, yaitu:
-kah: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
Berfungsi sebagi kalimat tanya yang membutuhkan jawaban.
-lah:  Apalah dayaku tanpa bantuanmu? Berfungsi sebagai kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban tetapi tetap diberi tanda tanya. Dialah yang Maha Kuasa, kata lah dalam kalimat ini menunjukkan partikel dan harus ditulis dengan huruf kecil. Dialah yang makan, kata lah dalam kalimat ini menunjukkan kata hubung dan harus ditulis dengan huruf besar. -lah: Apalah dayaku tanpa engkau?
Kalimat pertanyaan yang tidak membutukan jawaban (kalimat retoris). Partikel ini adalah serapan dari bahasa Jawa.   
pun: Karena dosen berhalangan, kuliah pun dibatalkan.
Setiap kalimat yang memerlukan jawaban harus diberi tanda tanya.
v  Frasa
Adalah kelompok kata yang tidak mengandung predikat dan belum membentuk klausa atau kalimat. Berfungsi sebagai subjek, predikat, objek dan keterangan di dalam kalimat.
Ciri frasa:
a)    Kontruksinya tidak mempunyai predikat,
b)    Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom,
c)    Susunan katanya berpola tetap.
Frasa tidak boleh mengandung predikat dan tidak sama dengan idiom, karena cakupan makna makna yang dibentuk oleh frasa masih di sekitar makna leksikal kata pembentuknya karena hakikatnya frasa adalah kata yang diperluas dengan memberi keterangan. Contoh: jumpa pers; berjumpa dengan pers.
a.    Frasa verbal
Farsa ferbal atau frasa kerja adalah kelompok kata yang menyatakan tindakan atau perubahan
b.    Frasa nominal
Frasa nominal atau frasa benda adalah kelompok kata yang  menyatakan atau menunjukan suatu benda (konkret maupun abstrak).
c.    Frasa Ajektival
Frasa ajektival atau frasa sifat adalah kelompok kata yang menyatakan sifat atau keadaan.
d.    Frasa Adverbial
Frasa adverbial atau frasa keterangan adalah kelompok kata yang berfungsi meneragkan predikat yang berupa verba atau ajektiva.
e.    Frasa Preposisional
Frasa preposisional adalah kelompok kata yang terdiri dari preposisi sebagai inti diikuti oleh kata atau kelompok kata lain, terutama nominal.

v  Makna dan Perubahannya
Ada dua macama makna yang terpenting, yaitu:
1.      Makna leksikal/makna denotasi/makna lugas adalah makna kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata yang lain dalam sebuah struktur. Leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Sehingga, makna leksikal ialah makna yang tertera dalam kamus, misalnya kata belah dapat bermakna celah, pecah menjadi dua, sisi dll. Makna ini biasanya digunakan dalam surat-surat resmi, surat-surat dagang, laporan dan tulisan ilmiah agar makna menjadi pasti, sehingga tidak terjadi salah tafsir.
2.      Makna gramatikal atau makna konotasi ialah makna yang timbul akibat proses gramatikal. Disebut juga makna struktural karena makna yang timbul bergantung pada struktur tertentu sesuai dengan konteks dan situasi dimana kata itu berada.
Contoh:
(i)            lembah hitam (daerah /tempat mesum)
(ii)          kuhitamkan negeri ini (kutinggalkan untuk selamanya)
Dalam kaitan dengan makna, ada istilah-istilah yang perlu kita pahami:
a.       Sinonim atau padan makna ialah ungkapan yang maknanya hampir sama dengan
ungkapan lain. Contoh: nasib = takdir.
b.      Antonim atau lawan makna ialah ungkapan yang maknanya kebalikan dari ungkapan lain.Contoh: baik >< buruk.
c.       Homonim terjadi jika dua kata mempunyai bentuk dan ucapan yang sama, tetapi maknanya berbeda. Contoh: mengukur (dari kukur) dan mengukur (dari ukur) Homofon terjadi jika dua kata mempunyai ucapan yang sama, tetapi makna dan bentuknya berbeda; misalnya kata sangsi = ragu-ragu dan sanksi = hukuman. Homograf terjadi jika dua kata mempunyai bentuk yang sama tetapi bunyi atau ucapan dan maknanya berbeda; misalnya beruang = nama binatang, beruang = mempunyai uang.
d.      Hiponim terjadi jika makna sebuah ungkapan merupakan bagian dari makna ungkapan yang lain. Misalnya merah adalah hiponim dari kata berwarna. Dan diantara perubahan makna yang penting, antara lain:
1.    Meluas, jika cakupan makna sekarang lebih luas dari makna yang lama. Misalnya kata putra-putri = anak-anak raja (dahulu) = laki-laki dan wanita (sekarang)
2.    Menyempit, jika cakupan makna dahulu lebih luas dari makna yang sekarang. Misalnya kata sarjana = semua cendekiawan (dahulu) = gelar akademis (sekarang)
3.    Amelioratif yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari makna lama. Kata wanita nilainya lebih tinggi dari kata perempuan.
4.    Peyoratif yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasa lebih rendah nilainya dari makna lama. Dalam peyoratif, arti yang baru dirasa lebih rendah nilainya dari arti yang lama. Dan bertalian erat dengan sopan santun yang dituntut dalam kehidupan bermasyarakat. Kata yang mulanya dipakai untuk menyembunyikan kata yang dianggap kurang sopan, suatu waktu dapat dianggap kurang sopan, sehingga harus diganti dengan kata lain. Kata bunting dianggap tinggi pada zaman dahulu, sekarang dirasa sebagai kata yang kasar dan kurang sopan, lalu diganti dengan kata hamil atau mengandung.
5.    Sinestesia yaitu perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan dua indera yang berlainan. Contoh: Mukanya masam.
6.    Asosiasi yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat. Contoh: Beri dia amplop agar urusan cepat beres.
7.    Metafora adalah perubahan makna karena persamaan sifat antara dua objek> Contoh: putri malam (untuk bulan).
8.    Metonimi terjadi karena hubungan yang erat antara kata-kata yang terlibat dalam suatu lingkungan makna yang sama dan dapat diklasifikasi menurut tempat atau waktu, hubungan isi dan kulit, hubungan antara sebab dan akibat. Contoh: penemuan-penemuan yang sering disebut menurut penemunya, seperti: Ohm.

v  KLAUSA
Klausa adalah kelompok kata yang mengandung subjek (S) dan predikat (P), berarti meski kalimat tunggal, pasti mempunyai klausa karena kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu S dan satu P.
Jika di bandingkan dengan kalimat tunggal, klausa lebih banyak dipakai dalam kalimat majemuk karena kalimat majemuk mempunyai minimal dua klausa seperti tampak pada contoh berikut;
             menulis makalah dan dia membaca buku
Dalam  kalimat itu terdapat dua klausa : 1. Saya menulis makalah, 2. Dia membaca buku. Alimat itu dikatakan mempunyai dua klausa karena di dalamnya ada dua konstruksi subjek-predikat (S-P), yaitu saya (S) menulis (P) makalah, dan dia(S) membaca(P) buku. Fungsi dua kata lainnya, makalah dan buku tentulah sebagai objek.


BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
            Macam bentuk dan makna bahasa Indonesia ada beberapa mcam yaitu:
v  Fonem
v  Morfem
v  Kata
v  Frasa
v  Makna dan perubahannya
v  Klausa
Masing-masing dari macam-macam bentuk dan makna mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi saling berkaitan dan mendukung terciptanya bahasa Indonesia yang baik.

B.   SARAN
            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BENTUK DAN MAKNA DALAM BAHASA INDONESIA”. Makalah ini dibuat sebagai pelengkap pembelajaran Bahasa Indonesia. Terima kasih yang setulusnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam menambah pengetahuan serta melatih keterampilan tentang pembelajaran Bahasa Indonesia.
            Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari kuantitas maupun kualitas, saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi perbaikan.

Kamis, 10 November 2011

energi air


Pengertian energi air
Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.
Energi Hidro-electrik adalah energi air. Air bergerak menyimpan energi alami yang sangat besar, Energi ini dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi listrik, dan pembangkit listrik tenaga air tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ini juga merupakan sumber energi terbarukan karena air secara terus menerus mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Semua sistem hidro-electrik membutuhkan sumber air mengalir tetap, seperti sungai atau anak sungai, tidak seperti tenaga matahari dan angin, tenaga ini dapat menghasilkan tenaga terus menerus selama 24 jam setiap harinya.
v  Keunggulan energi air :
·         Tergolong energi bersih, tidak menimbulkan polutan berbahaya
·         Bendungan yang biasanya dibangun untuk PLTA dapat dimanfaatkan sekaligus sebagai pengendali banjir dan pengatur irigasi
·         Energi yang tersedia tidak akan habis sepanjang komponen hidrologisnya dapat kita jaga, seperti daerah tangkapan air hujan (catchment area) dan vegetasi sungai
v  Kekurangan energi air
·         PLTA umumnya membutuhkan banyak ruang sehingga menyebabkan habitat satwa liar berkurang
·         Proyek-proyek PLTA berskala besar dapat mengganggu aliran sungai
·         Keberadaan bendungan atau waduk menyebabkan akuatik turun dibeberapa lokasi PLTA


ENERGI AIR DAPAT DIMANFAATKAN SEBAGAI :
1.      Kincir air
2.      Turbin air


1.      Kincir Air (Water Wheel)
Kincir air merupakan sarana untuk merubah energi air menjadi energi mekanik berupa torsi pada poros kincir. Ada beberapa tipe kincir air yaitu :
1)      Kincir Air Overshot
2)      Kincir Air Undershot
3)      Kincir Air Breastshot
4)      Kincir Air Tub

1)      Kincir Air Overshot




Gambar 1.1 Kincir air Overshot

Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir jatuh ke dalam  bagian sudu-sudu sisi bagian atas, dan karena gaya berat air  roda kincir berputar. Kincir air overshot adalah kincir air yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis kincir air yang lain.
v  Keuntungan

·                     Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85%.
·                     Tidak membutuhkan aliran yang deras.
·                     Konstruksi yang sederhana.
·                     Mudah dalam perawatan.
·                     Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir

   
v  Kerugian
·                     Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan air, sehingga memerlukan investasi yang lebih  banyak.
·                     Tidak dapat diterapkan untuk mesin putaran tinggi.
·                     Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.
·                     Daya yang dihasilkan relatif kecil.

2)       Kincir Air Undershot
Gambar 1.2 Kincir air Undershot

Kincir air undershot bekerja bila air yang mengalir, menghantam dinding sudu yang terletak  pada bagian bawah dari kincir air. Kincir air tipe undershot tidak mempunyai tambahan keuntungan dari head.Tipe ini cocok dipasang pada perairan dangkal pada daerah yang rata.    Tipe ini disebut juga dengan ”Vitruvian”. Disini aliran air berlawanan dengan arah sudu yang memutar kincir.

v  Keuntungan
·                     Konstruksi lebih sederhana
·                     Lebih ekonomis
·                     Mudah untuk dipindahkan

v  Kerugian
·                     Efisiensi kecil
·                     Daya yang dihasilkan relatif kecil





3)      Kincir Air Breastshot
Gambar 1.3 Kincir air Breastshot
Kincir air Breastshot merupakan perpaduan antara tipe overshot dan undershot dilihat dari energi yang diterimanya. Jarak tinggi jatuhnya tidak melebihi diameter kincir, arah aliran air yang menggerakkan kincir air disekitar sumbu poros dari kincir air. Kincir air jenis ini menperbaiki kinerja dari kincir air tipe under shot



v  Keuntungan
·                     Tipe ini lebih efisien dari tipe under shot
·                     Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih pendek
·                     Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran datar

v  Kerugian
·                     Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih rumit)
·                     Diperlukan dam pada arus aliran datar
·                     Efisiensi lebih kecil dari pada tipe overshot










4)      Kincir Air Tub
Tub Wheel Animation
Gambar 1.4 Kincir air Breastshot


Kincir air Tub merupakan kincir air yang kincirnya diletakkan secara horisontal dan sudu-sudunya miring terhadap garis vertikal, dan tipe ini dapat dibuat lebih kecil dari pada tipe overshot maupun tipe undershot. Karena arah gaya dari pancuran air menyamping maka, energi yang diterima oleh kincir yaitu energi potensial dan kinetik.
v  Keuntungan
·                     Memiliki konstruksi yang lebih ringkas
·                     Kecepatan putarnya lebih cepat

v  Kerugian
·                     Tidak menghasilkan daya yang besar
·                     Karena komponennya lebih kecil membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih teliti

2.      Turbin air
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1)      Turbin impuls
2)      Turbin reaksi

1)      Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pda nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.

2)      Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.
Energi air juga dapat berasal dari laut, dapat dikategorikan menjadi tiga macam yaitu :
1.      Energi ombak (wave energy)
2.      Energi pasang surut (tidal energy)
3.      Konversi energi panas laut (ocean thermal energy conversion)

Prinsip sederhana dari pemanfaatan ketiga bentuk energi itu adalah memakai energi kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya menggerakan generator untuk menghasilkan listrik.
1.      Energy ombak (wave energy)
2.      Energi pasang surut (tidal energy)
Pasang surut menggerakan air dalam jumlah besar setiap harinya dan pemanfaatannya dapat menghasilkan energy dalam jumlah yang cukup besar. Dalam sehari bisa terjadi hungga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), jadi suplai listriknya pun relatif lebih dapat diandalkan dari pada tenaga listrik pembangkit ombak. Namun demikian menurut salah satu situs menyebutkan bahwa hanya terdapat sekitar 20 tempat didunia yang telah diidentifikasi sebagai tempat yang cocok untuk pembangunan pembangkit listrik bertenaga pasang surut ombak.
gambar3.png
Gambar 1. Ombak masuk ke dalam muara sungai ketika terjadi pasang naik air laut.
gambar4.png
Gambar 2. Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar turbin.

Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut :
1)      Dam pasang surut (tidal barrages)
Cara ini serupa seperti pembangkit listrik secara hidroe-elektrik yang terdapat didam atau waduk penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun untuk memanfaatkan siklus pasang surut jauh lebih besar daripada dam air sungai pada umumnya. Dam ini biasanya dibangun dimuara sungai dimana terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi pasang surut), air mengalir melalui terowongan yang terdapat didam. Aliran masuk atau keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTs) terbesar didunia terdapat dimuara sungai rance disebelah utara prancis. Pembangkit  ini dibangun pada tahun 1966 dan berkapasitas 240 MW. PLTs La Rance didesain dengan teknologi cangggih dan beroperasi secara otomatis, sehingga hanya membutuhkan dua orang saja untuk pengepoerasian pada akhir pekan dan malam hari. PLTs terbesar kedua didunia terletak di Annapolis, Nova Scotia, dan Kanada dengan kapasitas “hanya” 16 MW. Kekurangan dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah mereka hanya dapat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar (surut) yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam perharinya. Namun, karena waktu operasinya dapat diperkirakan maka ketika PLTs tidak aktif dapat digunakan pembangkit listrik lainnya untuk sementara waktu hingga terjadi pasang surut lagi.
gambar5.jpg
2)      Turbin lepas pantai (offshore turbines)
Turbin lepas pantai menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu lebih murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat dipasang dilebih banyak tempat. Beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi turbin lepas pantai adalah Blue Energi dari Kanada, Swam Turbines (ST) dari Inggris, dan Marine Current Turbines (MCT) dari Inggris. gambar6.png
Gambar. Bermacam-macam jenis turbin lepas pantai yang digerakkan oleh arus pasang surut.


Adapun kelebihan dan kekurangan dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah :
v  Kelebihan
·           Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis
·           Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya
·           Tidak membutuhkan bahan bakar
·           Biaya operasi rendah
·           Produksi listrik stabil
·           Pasang surut air laut dapat diprediksi
·           Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang besar

v  Kekurangan
·           Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat mahal dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik kea rah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer
·           Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya dan itupun ketika ombak bergerak masuk ataupun keluar

3.      Konversi energi panas laut
Ide pemanfaatan energi dari laut yaitu bersumber dari adanya perbedaan temperatur didalam laut. Temperatur dipermukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh permukaan laut. Tapi dibawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis. Pembangkit listrik dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk menghasilkan energi. Perbedaan temperatur antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal 77 0F (25 0C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan baik. Adapun proyek-proyek demonstari dari OTEC sudah tedapat di Jepang, India, dan Hawaii.


gambar1.png
Gambar. Ocean Thermal Energy Conversion dengan Siklus Tertutup
Berdasarkan siklus yang digunakan OTEC dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Siklus tertutup
2.      Siklus terbuka
3.      Siklus gabungan
Adapun kelebihan dan kekurangan darii OTEC yaitu :
v  Kelebihan
·         Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya
·         Tidak membutuhkan bahan bakar
·         Biaya operasi rendah
·         Produksi listrik stabil
·         Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya, yaitu menghasilkan air pendingin, produksi air minum, suplai air untuk Aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi hydrogen secara elektrolisis.

v  Kekurangan
·         Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan
·         Jika menggunakan ammonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi bahaya kebocoran
·         Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%
·         Biaya pembangunan tidak murah


v  Pertanyaan dan Jawaban
1.      Apakah ada bedanya pemanfaatan air dari laut, sungai, dan lain-lain? dan berikan contoh serta cara kerjanya? (Siti Ramlah)
Jawab: Ada, hal tersebut disebabkan karena kekuatan yang dihasilkan dari ombak dilautan itu lebih besar dibandingkan dengan arus yang dihasilkan oleh sungai atau pun waduk. Contohnya yaitu pada energi yang berasal dari laut, yaitu :
1.      Energi ombak (wave energy),
2.      Energi pasang surut (tidal energy),
3.      Konversi energi panas laut (ocean thermal energy conversion).
Dan untuk cara kerja dari ketiga energi tersebut telah dijelaskan pada materi. (Dhyna Virganita dan Risa Julianty)
2.      Jelaskan sistem kerja kincir air dan jelaskan mengenai konversi panas laut? (Alexander Alen)
Jawab: Sistem kerja kincir air yaitu dapat dibedakan menjadi beberapa berdasarkan dari tipe kincir air tersebut, yaitu : Kincir Air Overshot, Kincir Air Undershot, Kincir Air Breastshot, Kincir Air Tub. Adapun sistem kerjanya yaitu berdasarkan air yang mengalir dan menghantam sudu-sudunya. Dan untuk konversi panas laut yaitu pemanfaatan energi dari laut yang bersumber dari adanya perbedaan temperatur didalam laut. Temperatur dipermukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh permukaan laut. Tapi dibawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis. Pembangkit listrik dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk menghasilkan energi. Perbedaan temperatur antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal 77 0F (25 0C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan baik. (Hisabul Fajri dan Dhyna Virganita) 
3.      Dari keempat kincir air yang telah dijelaskan apakah semua fungsinya sama atau berbeda? (Suandi)
Jawab: Sama, yang membedakan dari keempat kincir air tersebut adalah cara kerjanya dan dari masing-masing kincir air tersebut juga mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal tersebut lah yang membedakannya. (Broyro E.Manalu dan Dhyna Virganita)
4.      Besar mana energi yang dihasilkan antara energi dari kincir air dan turbin? (Iwin Susilawati)
Jawab: Turbin, karena dibandingkan dengan kincir air kekuatan yang dihasilkan turbin lebih besar karena turbin dibantu oleh alat lain sedangkan untuk kincir air hanya mengandalkan kekuatan dari air yang menghantam sudu-sudu dari kincir tersebut.